Pasar basah tradisional, yang memainkan peran penting dalam perekonomian dan kehidupan sosial banyak negara Asia termasuk Indonesia, menyimpan risiko tinggi penularan virus dari hewan ke manusia. Kontak dekat antara manusia dan berbagai jenis hewan, baik liar maupun ternak, di lingkungan pasar yang padat dan kurang higienis, meningkatkan kemungkinan terjadinya *spillover virus*. Peristiwa ini, di mana patogen berpindah dari hewan ke manusia, telah terbukti menjadi sumber utama wabah penyakit mematikan di masa lalu.
Dr. Dicky Budiman, PhD, seorang epidemiolog, menekankan bahaya ini. Beliau menjelaskan bahwa *spillover* virus telah menyebabkan wabah-wabah besar seperti SARS, MERS, dan COVID-19.
Bahaya *Spillover* Virus di Pasar Basah Tradisional
SARS muncul dari pasar hewan di Guangdong, sementara MERS terkait dengan unta di Timur Tengah. Bukti kuat menunjukkan bahwa COVID-19 juga berasal dari interaksi intensif manusia-hewan di pasar hewan Wuhan. Virus-virus dari famili Corona dan influenza dikenal sangat adaptif dan dapat melintasi spesies.
Kondisi di pasar basah tradisional, seringkali padat dan tidak higienis, menciptakan lingkungan yang ideal untuk penyebaran virus. Hewan-hewan yang dipelihara dalam kandang sempit dan stres tinggi lebih rentan terhadap infeksi dan penyebaran virus melalui air liur, kotoran, bahkan uap napas mereka.
Kontak langsung manusia dengan hewan yang terinfeksi, tanpa perlindungan yang memadai, menjadi pintu masuk utama penularan. Kondisi lembap dan sanitasi yang buruk memperparah risiko ini.
Strategi Mencegah Penularan Virus Lintas Spesies
Menutup pasar basah tradisional bukanlah solusi yang efektif. Strategi yang lebih berkelanjutan adalah mengatur ulang sistem pengelolaan pasar.
Pengendalian yang ketat terhadap jenis hewan yang diperdagangkan sangat penting. Pemeriksaan kesehatan hewan secara rutin dan penerapan standar kebersihan yang tinggi di area pasar harus diterapkan. Pedagang dan pengunjung juga perlu diberikan pelatihan tentang praktik higienitas yang benar.
Pentingnya Literasi Publik dan Kesadaran Risiko
Meningkatkan literasi publik tentang risiko *spillover* virus sangat krusial. Masyarakat perlu memahami pentingnya memilih sumber makanan yang aman dan menghindari kontak dengan hewan di lingkungan yang berisiko tinggi.
Pencegahan wabah *zoonosis* bukan hanya soal kesehatan manusia, tetapi juga berdampak signifikan pada ekonomi, pendidikan, dan stabilitas sosial-nasional. Biaya pencegahan jauh lebih rendah dibandingkan dengan menanggung konsekuensi wabah. Kesadaran dan kewaspadaan, bukan kepanikan, yang diperlukan untuk mencegah munculnya penyakit menular baru.
Pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku pasar, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan pasar yang lebih aman dan sehat tidak bisa diabaikan. Dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan pengendalian ketat, edukasi, dan peningkatan kesadaran, risiko *spillover* virus dapat diminimalisir. Investasi dalam pencegahan ini akan jauh lebih menguntungkan daripada menanggung dampak ekonomi dan sosial dari wabah penyakit di masa depan.