Kejahatan di bidang obat dan makanan semakin canggih dan kompleks. Hal ini diungkapkan Deputi Bidang Penindakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Tubagus Ade Hidayat, yang menyebut kemajuan teknologi informasi turut mendorong berkembangnya modus pelanggaran baru.
Tantangan ini mengharuskan BPOM untuk mengadopsi pendekatan yang lebih komprehensif. Dinamika regulasi, perubahan perilaku masyarakat, dan kemajuan teknologi merupakan faktor-faktor utama yang perlu dipertimbangkan.
Modus Kejahatan yang Semakin Canggih
Tubagus Ade Hidayat menjelaskan bahwa perkembangan teknologi informasi telah menciptakan modus kejahatan baru yang memerlukan strategi penanggulangan multidimensional. Hal ini membutuhkan upaya yang lebih terintegrasi dan inovatif dari BPOM.
Dengan adanya keterbatasan anggaran, optimalisasi sumber daya dan pemanfaatan teknologi terkini menjadi sangat penting. BPOM harus mampu beradaptasi dengan situasi ini agar tetap efektif dalam menjalankan tugasnya.
Pemanfaatan Teknologi Kecerdasan Buatan (AI)
Dalam Forum Komunikasi Pencegahan Kejahatan Obat dan Makanan Tahun 2025 di Jakarta (30/6/2025), Tubagus menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi canggih, seperti kecerdasan buatan (AI).
AI dinilai dapat membantu BPOM dalam mendeteksi dan mencegah kejahatan di bidang obat dan makanan secara lebih efektif. Hal ini sejalan dengan upaya optimalisasi sumber daya di tengah efisiensi anggaran.
Pendekatan terintegrasi dalam fungsi penindakan diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penegakan hukum. Namun, pencegahan tetap menjadi prioritas utama.
Penegakan hukum hanya akan menjadi pilihan terakhir (ultimum remidium), setelah upaya pencegahan telah dimaksimalkan. Hal ini penting untuk memastikan perlindungan kesehatan masyarakat.
Penguatan Sistem Deteksi Dini dan Pencegahan
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menambahkan bahwa strategi cegah tangkal perlu diperkuat. Hal ini penting untuk mengatasi berbagai tantangan kejahatan obat dan makanan yang semakin kompleks.
Transformasi strategi cegah tangkal harus berfokus pada penguatan sistem deteksi dini yang berorientasi pada pencegahan, bukan hanya penindakan. Pencegahan merupakan langkah krusial dalam melindungi kesehatan masyarakat.
Strategi cegah tangkal harus konsisten, adaptif, dan kolaboratif. Sinergi antara seluruh jajaran BPOM dan dukungan pemangku kepentingan lintas sektor menjadi kunci keberhasilan.
Forum Komunikasi Pencegahan Kejahatan Obat dan Makanan diharapkan dapat memperkuat komitmen dan menyatukan langkah strategis dalam menghadapi kompleksitas tantangan di bidang ini. Kerja sama dan kolaborasi antar instansi sangat dibutuhkan.
Kesimpulannya, upaya BPOM dalam menghadapi kejahatan obat dan makanan memerlukan pendekatan holistik yang menggabungkan teknologi canggih seperti AI dengan strategi pencegahan yang kuat dan kolaboratif. Dengan demikian, perlindungan kesehatan masyarakat dapat terjamin secara optimal. Prioritas pencegahan, optimalisasi sumber daya, dan pemanfaatan teknologi mutakhir merupakan kunci untuk menghadapi tantangan di masa mendatang.