Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meningkatkan pengawasan pangan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H/2025. Langkah ini krusial untuk mencegah peredaran produk pangan yang tidak memenuhi standar keamanan dan kualitas, terutama saat permintaan masyarakat meningkat tajam.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menekankan pentingnya pengawasan ekstra selama periode hari besar keagamaan ini. Konsumsi pangan melonjak signifikan selama Ramadhan dan Idul Fitri, sehingga pengawasan ketat menjadi sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Data BPS dan Kementerian Perdagangan (2024) menunjukkan peningkatan konsumsi pangan sekitar 20-30 persen selama Ramadhan tahun lalu. Angka ini menggambarkan betapa besarnya tantangan yang dihadapi BPOM dalam memastikan keamanan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Fokus Pengawasan BPOM
Pengawasan intensif BPOM dimulai pada 24 Februari 2025 dan berlangsung bertahap hingga minggu keempat Maret 2025. Hasil pengawasan diperkirakan diumumkan pada minggu ketiga Maret 2025. Fokus utama pengawasan adalah pada produk pangan yang tidak memenuhi ketentuan (TMK).
Produk TMK meliputi produk tanpa izin edar (TIE) atau ilegal, kedaluwarsa, dan rusak. BPOM akan mendeteksi secara masif produk-produk TMK ini untuk mencegahnya beredar di pasaran dan sampai ke meja makan masyarakat.
Pengawasan dilakukan melalui kerja sama dengan 76 unit pelaksana teknis (UPT) di seluruh Indonesia, serta berbagai sektor terkait, mulai dari hulu hingga hilir rantai peredaran pangan. BPOM memprioritaskan pengawasan pada hulu, termasuk gudang dan pasar lokal dengan rekam jejak pelanggaran.
Strategi Pengawasan yang Diterapkan
Selain pengawasan, BPOM juga mengedukasi masyarakat untuk menerapkan prinsip Cek KLIK (Cek Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau mengonsumsi produk pangan. Penting untuk membaca informasi pada label dan memperhatikan nilai gizi serta kandungan gula, garam, dan lemak (GGL).
Peran Masyarakat dalam Keamanan Pangan
Keamanan pangan bukan hanya tanggung jawab BPOM, tetapi juga tanggung jawab bersama. Masyarakat perlu berperan aktif dalam mengawasi dan melaporkan produk pangan yang mencurigakan. Kewaspadaan dan kehati-hatian masyarakat sangat penting untuk mencegah peredaran produk pangan berbahaya.
Dengan pengawasan yang intensif dan partisipasi aktif masyarakat, BPOM berharap dapat memastikan keamanan pangan selama Ramadhan dan Idul Fitri. Tujuan akhirnya adalah agar masyarakat dapat menikmati makanan yang aman, sehat, dan berkualitas selama bulan suci dan hari raya.
Informasi tambahan: BPOM juga akan bekerja sama dengan lembaga internasional untuk sharing best practices dan teknologi terbaru dalam pengawasan pangan. Ini akan memperkuat kapasitas BPOM dalam menghadapi tantangan keamanan pangan yang semakin kompleks.
BPOM juga akan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat melalui berbagai media, termasuk media sosial, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keamanan pangan dan cara memilih produk pangan yang aman.
Selain itu, BPOM juga akan melakukan riset dan pengembangan untuk meningkatkan kemampuan deteksi dini terhadap produk pangan yang berbahaya dan tidak aman. Hal ini penting untuk memastikan bahwa BPOM selalu siap menghadapi tantangan keamanan pangan di masa mendatang.