Bubur Samin Masjid Darussalam Solo: Tradisi 37 Tahun Rukun Warga

Setiap Ramadhan, Masjid Darussalam di Kota Solo menyajikan bubur samin khas Banjar, Kalimantan Selatan. Warga Kota Solo selalu menantikan sajian gratis ini yang dibagikan setiap sore setelah shalat asar sebagai menu berbuka puasa.

Tradisi berbagi bubur samin ini telah berlangsung sejak tahun 1986 dan masih terus berlanjut hingga Ramadhan 2025. Setiap harinya, 1.300 porsi bubur samin dibagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat.

Keunikan bubur samin dan tradisi pembagiannya telah menarik perhatian banyak orang. Tidak hanya warga Solo, namun juga wisatawan yang ingin merasakan pengalaman berbuka puasa dengan cita rasa khas Banjar.

Proses Pembuatan Bubur Samin yang Unik

Proses pembuatan bubur samin ini penuh dengan makna dan kearifan lokal. Prosesnya dimulai sejak pukul 11.30 WIB dengan mendirikan dapur dadakan di halaman Masjid Darussalam.

Tahap awal pembuatan bubur samin adalah membuat kaldu dari tetelan sapi dan daging. Kaldu ini kemudian menjadi dasar dari bubur yang gurih dan lezat.

Setelah kaldu siap, sebanyak 45-50 kilogram beras mulai dimasak setelah sholat Zuhur. Proses memasak membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam hingga bubur samin siap dihidangkan.

Sebanyak 1.100 porsi bubur samin disiapkan untuk umum, sementara 200 porsi lainnya diperuntukkan bagi warga sekitar Masjid Darussalam. Pembagian bubur dilakukan tanpa sistem kupon, siapa cepat dia dapat.

Dukungan Pemerintah dan Potensi Wisata Religi

Pemerintah Kota Solo turut berperan aktif dalam melestarikan tradisi ini. Selama tiga tahun terakhir, Pemkot Solo telah menyuplai 1,5 ton beras setiap Ramadhan untuk mendukung pembuatan bubur samin.

Bantuan beras dari Pemkot Solo ini sangat membantu pengurus masjid. Dengan tersedianya bahan baku utama, pengurus masjid dapat lebih fokus pada kualitas rasa dan proses memasak bubur samin.

Wali Kota Solo, Respati Ardi, bahkan berencana menjadikan tradisi berbagi bubur samin sebagai destinasi wisata religi Ramadhan. Hal ini didasari oleh popularitas bubur samin dan keunikan tradisi pembagiannya.

Pemkot Solo berencana meningkatkan kapasitas produksi bubur samin dan melakukan promosi yang lebih gencar. Tujuannya adalah untuk menarik lebih banyak wisatawan dan mempromosikan budaya Solo.

Dengan demikian, tradisi berbagi bubur samin di Masjid Darussalam diharapkan dapat menjadi ikon budaya Solo yang kaya akan nilai spiritual dan kuliner. Tradisi ini juga akan mempererat tali silaturahmi antar warga dan mengundang lebih banyak orang untuk merasakan kehangatan Ramadhan di Kota Solo.

Resep Bubur Samin (Informasi Tambahan)

Meskipun resep asli bubur samin mungkin bervariasi, berikut adalah gambaran umum bahan dan proses pembuatannya. Bubur samin umumnya terbuat dari beras, santan kelapa, dan minyak samin. Rempah-rempah seperti jahe, kunyit, dan serai juga sering ditambahkan untuk menambah cita rasa dan aroma.

Beras yang digunakan biasanya jenis beras berkualitas baik, yang menghasilkan tekstur bubur yang lembut dan gurih. Santan kelapa memberikan tekstur creamy dan aroma khas, sementara minyak samin memberikan aroma dan rasa yang khas dan sedikit manis.

Proses pembuatannya melibatkan tahapan memasak beras dengan kaldu, kemudian menambahkan santan dan minyak samin. Rempah-rempah ditambahkan pada tahap awal atau akhir proses memasak, tergantung pada preferensi.

Penggunaan minyak samin menjadi ciri khas bubur samin Banjar. Minyak samin, yang dibuat dari lemak sapi murni, memberi cita rasa gurih dan aroma khas yang sulit ditiru oleh bahan lain.

Meskipun resep dapat bervariasi dari satu keluarga ke keluarga lainnya, penggunaan bahan-bahan utama seperti beras, santan, dan minyak samin tetap menjadi kunci dalam menghasilkan bubur samin yang autentik.

Semoga informasi tambahan ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang tradisi bubur samin di Masjid Darussalam, Kota Solo.

Exit mobile version