Kebijakan Trump: Untung Besar Produsen Mobil China? Rahasianya?

Kebijakan tarif baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang memberlakukan pajak 25 persen pada kendaraan dan suku cadang impor, berpotensi memberikan keuntungan tak terduga bagi produsen otomotif China. Langkah ini, menurut Gedung Putih, bertujuan melindungi industri otomotif dalam negeri.

Dampak Kebijakan Tarif Trump terhadap Industri Otomotif Global

Impor kendaraan dan suku cadang AS dari Meksiko, Jepang, Jerman, Korea Selatan, dan Kanada mencapai angka fantastis US$ 475 miliar (sekitar Rp 8.000 triliun) pada tahun lalu. Kebijakan ini jelas akan berdampak besar pada persaingan global.

Produsen otomotif China sebelumnya menghadapi hambatan karena perang dagang yang diinisiasi Trump pada tujuh tahun lalu. Tarif yang dikenakan pada barang-barang China senilai US$ 380 miliar (sekitar Rp 6.200 triliun) telah membatasi ruang gerak mereka di pasar AS.

Peluang bagi Produsen Mobil Listrik China

Namun, kebijakan terbaru ini dinilai justru bisa menguntungkan China dalam jangka panjang, terutama di sektor kendaraan listrik. Pasar ini didominasi oleh produsen China, enam di antaranya masuk dalam sepuluh besar produsen mobil listrik terlaris dunia.

Sam Fiorani, Wakil Presiden AutoForest Solutions, berpendapat bahwa produsen mobil China akan mendapatkan keuntungan karena pesaingnya, yaitu merek Eropa, Jepang, dan Korea Selatan, akan terbebani secara finansial oleh kebijakan tarif AS. Keunggulan ini terutama terlihat di pasar kendaraan listrik.

Tantangan bagi Produsen Suku Cadang China

Meskipun produsen mobil China berpotensi diuntungkan, produsen suku cadang justru menghadapi tantangan. Industri ini memiliki ketergantungan yang cukup besar pada produsen AS.

Nick Marro, ekonom utama untuk Asia di Economist Intelligence Unit, menjelaskan bahwa produsen mobil China belum banyak menjual di AS. Namun, pasar AS masih menjadi pasar utama bagi produsen suku cadang mobil China.

Ancaman bagi Industri Otomotif AS di Masa Depan

Tu Le, pendiri dan direktur pelaksana Sino Auto Insights, memperingatkan bahwa kebijakan tarif Trump dan dorongan terhadap manufaktur dalam negeri dapat membuat merek AS kurang kompetitif. Hal ini akan memberi keuntungan jangka panjang bagi China.

Larangan penjualan perangkat keras dan perangkat lunak dari China yang terhubung ke kendaraan AS mulai tahun 2027, juga menambah kompleksitas situasi. Sistem ini, yang umum ditemukan pada kendaraan listrik, memungkinkan pertukaran data melalui Bluetooth, Wi-Fi, atau satelit.

Perlunya Strategi Jangka Panjang AS

Le menyoroti bahwa fokus AS untuk mengembalikan pabrik-pabrik ke dalam negeri, alih-alih berinvestasi dalam energi bersih atau infrastruktur pengisian daya, bisa membuat industri otomotif AS tidak kompetitif dalam empat tahun ke depan.

Kesimpulannya, kebijakan tarif Trump yang bertujuan melindungi industri otomotif AS, justru berpotensi menciptakan disrupsi besar dalam pasar global. China, khususnya di sektor kendaraan listrik, berpeluang besar mengambil keuntungan dari situasi ini. Namun, AS perlu mempertimbangkan strategi jangka panjang yang lebih komprehensif untuk tetap kompetitif di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *