Benjolan di leher bisa menjadi pertanda berbagai kondisi kesehatan, mulai dari yang ringan hingga yang serius. Memahami penyebabnya sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Artikel ini akan membahas beberapa kemungkinan penyebab benjolan di leher berdasarkan informasi dari dr. Irawati, Sp. THT – BKL dan dr. Jefri, Sp.B. dari Rumah Sakit EMC Tangerang. Mari kita telusuri lebih dalam.
Gondongan: Infeksi Virus pada Kelenjar Parotis
Gondongan merupakan penyakit menular yang menyerang kelenjar parotis, terletak di bawah telinga. Penyakit ini disebabkan oleh virus paramyxovirus.
Anak-anak berusia 2-12 tahun yang belum divaksin MMR dan memiliki imunitas lemah lebih rentan terinfeksi. Penularannya terjadi melalui percikan air liur, kontak langsung, atau berbagi alat makan.
Selain pembengkakan di bawah telinga atau pipi, penderita gondongan biasanya mengalami demam, sakit kepala, dan kesulitan menelan. Konsultasi ke dokter sangat penting untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Gangguan Tiroid: Masalah pada Kelenjar di Leher
Penyakit tiroid mencakup berbagai kondisi yang disebabkan oleh gangguan bentuk atau fungsi kelenjar tiroid. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dan bukan penyakit menular.
Berbagai kondisi tiroid, termasuk hipotiroidisme, hipertiroidisme, gondok, nodul tiroid, dan kanker tiroid, dapat menyebabkan benjolan di leher. Penyebabnya beragam, antara lain kekurangan yodium, peradangan kelenjar tiroid, faktor genetik, dan penyakit autoimun.
Gejalanya bervariasi tergantung jenis penyakit tiroid. Hipertiroidisme (kelebihan hormon) dapat menyebabkan tremor, sulit tidur, dan jantung berdebar. Hipotiroidisme (kekurangan hormon) dapat memicu rambut rontok, pembengkakan (edema), dan kelelahan.
Kista: Benjolan Berisi Cairan atau Zat Padat
Kista adalah benjolan berisi cairan, udara, atau zat padat yang terbentuk di bawah kulit atau di dalam tubuh. Beberapa jenis kista dapat menyebabkan benjolan di leher.
Kista sebasea terjadi akibat kerusakan saluran kelenjar sebasea. Kista duktus tiroglosus disebabkan oleh saluran tiroglosus yang gagal menghilang selama perkembangan janin. Kista tiroid disebabkan oleh perubahan jaringan kelenjar tiroid.
Kebanyakan kista jinak dan tidak berbahaya. Namun, jika benjolan terus membesar dan terasa nyeri, segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Limfoma dan Kanker: Penyebab Benjolan yang Lebih Serius
Limfoma adalah jenis kanker darah yang disebabkan oleh mutasi DNA pada sel darah putih (limfosit). Limfosit berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Jika limfosit di kelenjar getah bening bermutasi dan berkembang biak tanpa kendali, akan terbentuk sel kanker yang dapat menyebabkan benjolan di leher dan bagian tubuh lainnya. Gejala lainnya meliputi demam, gatal, sesak napas, dan keringat malam.
Selain limfoma, kanker mulut dan tenggorokan juga dapat menyebabkan benjolan di leher. Faktor risiko meliputi merokok, konsumsi alkohol, kurang menjaga kebersihan mulut, dan kurang mengonsumsi buah dan sayur. Gejala kanker mulut antara lain rahang kaku, kesulitan berbicara, dan sakit tenggorokan. Kanker tenggorokan dapat ditandai dengan batuk kronis, sakit tenggorokan, dan telinga berdengung.
Penanganan Benjolan di Leher: Kapan Harus ke Dokter?
Penanganan benjolan di leher bergantung pada penyebabnya. Gondongan, yang disebabkan virus, dapat diatasi dengan istirahat cukup dan obat-obatan.
Limfoma dan kanker membutuhkan penanganan yang lebih intensif, seperti radioterapi, kemoterapi, atau pembedahan, tergantung stadium dan jenis kanker.
Penting untuk melakukan pemeriksaan lebih awal untuk mencegah komplikasi. Waspadai benjolan yang membesar cepat, disertai demam atau nyeri. Segera konsultasikan ke dokter jika kondisi memburuk untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat dan cepat.
Benjolan di leher bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sepele. Konsultasi medis sangat penting untuk menentukan penyebab dan pengobatan yang tepat, mencegah komplikasi, dan memastikan kesehatan Anda terjaga.





