Lingkungan Rusak? 4 Dampaknya Bagi Kesehatan Anda!

Lingkungan Rusak? 4 Dampaknya Bagi Kesehatan Anda!
Sumber: Liputan6.com

Lingkungan hidup dan kesehatan manusia memiliki hubungan yang erat. Lingkungan yang terjaga akan berdampak positif pada kesehatan, sebaliknya, kerusakan lingkungan dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Artikel ini akan membahas empat cara lingkungan memengaruhi kesehatan manusia dan dampak buruknya jika diabaikan.

Perusakan lingkungan terjadi di berbagai belahan dunia dan memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan manusia. Dampak buruk tersebut, antara lain, disebabkan oleh deforestasi, pemanasan global, konsumsi hewan liar, dan pencemaran mikroplastik.

Deforestasi: Membuka Jalan bagi Virus Zoonotik

Deforestasi atau penggundulan hutan tropis secara besar-besaran berdampak lebih dari sekadar kehilangan pohon. Hal ini juga membuka jalan bagi penyebaran virus mematikan yang berasal dari hewan.

Hewan liar seperti kelelawar dan primata menjadi inang alami virus. Ketika habitat mereka terganggu, mereka mendekati pemukiman manusia, meningkatkan risiko penularan.

Ahli kesehatan lingkungan, Dr. Dicky Budiman, PhD., menekankan hal tersebut dalam Konferensi Global *One Health* di Shenzhen, China (27-30 Juni 2025). Beliau menyatakan bahwa kerusakan habitat mendorong interaksi antara manusia dan hewan, meningkatkan risiko penyebaran penyakit.

Studi *Nature* (2020) menunjukkan perubahan lahan mempercepat interaksi manusia dengan reservoir virus. Wabah Nipah di Bangladesh, Ebola di Afrika, dan Hantavirus di Indonesia menjadi contoh nyata dampak hilangnya habitat.

Pemanasan Global: Perubahan Peta Penyakit

Krisis iklim tidak hanya menyebabkan peningkatan suhu. Perubahan iklim juga mengubah peta penyakit di dunia.

Nyamuk pembawa malaria kini mampu bertahan di dataran tinggi, sehingga penyakit ini dapat menjangkiti wilayah yang sebelumnya bebas malaria. Banjir akibat perubahan iklim juga menyebabkan munculnya kembali wabah kolera karena sanitasi yang buruk.

Laporan *Lancet Countdown* (2023) menegaskan kembalinya ancaman penyakit tropis ke wilayah yang sebelumnya aman. Indonesia perlu bersiap menghadapi perubahan wajah penyakit akibat perubahan iklim. Adaptasi dan mitigasi menjadi kunci pertahanan.

Konsumsi Hewan Liar: Risiko Pandemi

Virus mematikan seperti SARS, MERS, dan COVID-19 memiliki kesamaan: semuanya berasal dari interaksi manusia dengan hewan liar. Konsumsi hewan liar meningkatkan risiko penularan.

Dr. Dicky Budiman menyatakan bahwa konsumsi hewan liar bukanlah budaya yang patut dipertahankan, melainkan risiko yang harus dihentikan. WHO juga menekankan pentingnya membatasi perdagangan hewan liar.

Indonesia, sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, harus berperan aktif dalam menghentikan praktik ini. Satu pasar hewan liar dapat menjadi awal dari pandemi berikutnya.

Mikroplastik: Racun Tak Kasat Mata

Mikroplastik telah ditemukan dalam darah dan plasenta manusia. Ini menunjukkan bahwa mikroplastik bukan hanya polutan lingkungan, tetapi juga potensi racun bagi sistem imun, hormon, dan reproduksi manusia.

Dampak jangka panjang paparan mikroplastik masih belum diketahui secara pasti. Namun, ancamannya sudah terlihat jelas. Kebijakan tegas terhadap plastik sekali pakai dan kontrol pencemaran menjadi sangat penting.

Kesimpulannya, menjaga lingkungan hidup sangat penting untuk melindungi kesehatan manusia. Deforestasi, pemanasan global, konsumsi hewan liar, dan pencemaran mikroplastik merupakan ancaman serius yang perlu ditangani secara serius dan komprehensif. Upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim, serta penerapan kebijakan yang ketat terkait lingkungan, merupakan langkah krusial untuk mencegah dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.

Exit mobile version