Waspada! 6 Gejala Awal Kanker Kandung Empedu, Tifus Risiko Tinggi

Waspada! 6 Gejala Awal Kanker Kandung Empedu, Tifus Risiko Tinggi
Sumber: Liputan6.com

Kanker kandung empedu, meskipun tidak seumum kanker lainnya, tetap menjadi ancaman kesehatan yang serius. Gejalanya seringkali samar pada tahap awal, sehingga meningkatkan pentingnya kewaspadaan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat tifoid atau tipes.

Epidemiolog Dr. Dicky Budiman, PhD., menjelaskan hubungan signifikan antara infeksi tifoid berulang dan peningkatan risiko kanker kandung empedu. Infeksi yang tidak ditangani sepenuhnya dapat menyebabkan kondisi kronis yang memicu perkembangan kanker.

Gejala Awal Kanker Kandung Empedu

Kenali enam gejala awal kanker kandung empedu berikut ini. Perlu diingat, gejala ini bisa tidak khas pada tahap awal, namun tetap penting untuk diwaspadai.

  1. Nyeri di perut bagian kanan atas, bisa terasa tumpul atau tajam, terutama setelah mengonsumsi makanan berlemak.
  2. Mual, muntah, dan gangguan pencernaan seperti kembung seringkali menyertai.
  3. Penurunan berat badan secara drastis tanpa sebab yang jelas merupakan tanda peringatan.
  4. Demam ringan yang muncul berulang kali juga patut dicurigai.
  5. Kulit dan mata menguning (ikterus) menunjukkan penyumbatan saluran empedu oleh kanker.
  6. Feses yang pucat dan urine yang gelap merupakan indikasi masalah pada saluran empedu.

Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, terutama jika memiliki riwayat tifoid.

Faktor Risiko Kanker Kandung Empedu Terkait Tifoid

Beberapa faktor meningkatkan risiko kanker kandung empedu, khususnya bagi mereka dengan riwayat tifoid.

  • Riwayat infeksi tifoid berulang, lebih dari dua kali atau sering dalam lima tahun terakhir. Kondisi ini menunjukkan infeksi kronis yang belum teratasi.
  • Status sebagai pembawa kronis bakteri Salmonella typhi (asymptomatic carrier). Bakteri ini dapat tetap berada di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala.
  • Adanya batu empedu (gallstone). Batu empedu menciptakan lingkungan yang ideal bagi S. typhi untuk berkembang biak.
  • Kondisi sanitasi dan kebersihan makanan serta air yang buruk. Indonesia masih memiliki wilayah endemis tifoid.
  • Usia di atas 40 tahun dan jenis kelamin perempuan meningkatkan kerentanan terhadap kanker kandung empedu.

Mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor risiko ini dapat membantu mengurangi kemungkinan terkena kanker kandung empedu.

Pencegahan Tifoid dan Kanker Kandung Empedu

Pencegahan tifoid merupakan langkah penting dalam menurunkan risiko kanker kandung empedu.

Dr. Dicky Budiman menyarankan beberapa langkah pencegahan tifoid:

  • Selalu minum air yang telah direbus atau diklorinasi untuk membunuh bakteri.
  • Hindari mengonsumsi makanan yang terpapar udara terbuka dan tidak higienis, terutama jajanan pinggir jalan.
  • Praktikkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar.
  • Lakukan vaksinasi tifoid setiap tiga tahun sekali, terutama untuk anak-anak dan mereka yang tinggal di daerah endemis.

Selain itu, pengobatan tifoid harus tuntas. Jangan hentikan pengobatan antibiotik sebelum waktunya meskipun gejala sudah mereda.

Deteksi dini batu empedu dan infeksi kronis sangat penting. Pemeriksaan USG abdomen rutin disarankan bagi mereka yang mengalami gejala dispepsia (mual, muntah, kembung), riwayat tifoid berulang, atau berusia di atas 40 tahun.

Terakhir, gaya hidup sehat sangat berperan. Hindari makanan tinggi kolesterol dan makanan gorengan untuk mengurangi risiko batu empedu. Perbanyak konsumsi serat, sayur, air putih, dan olahraga teratur.

Dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala, memahami faktor risiko, dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, kita dapat mengurangi risiko terkena kanker kandung empedu yang berkaitan dengan tifoid. Konsultasi rutin dengan dokter juga sangat direkomendasikan untuk pemantauan kesehatan yang optimal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *